Kedelai edamame adalah
kacang kedelai yang masih berada di dalam polongnya. Anda dapat mengolahnya
dengan cara dikukus atau direbus terlebih dahulu, kemudian bisa disantap dengan
mengupasnya langsung dari kulitnya. Setengah cangkir kacang edamame yang telah
direbus dan dikupas mengandung 50 gram magnesium.
Selain mendapatkan kebaikan
dari magnesium, konsumsi kedelai edamame juga memberikan banyak nutrisi lain
meski hanya disantap dalam jumlah kecil. Anda bisa mendapatkan 10 persen dari
nilai kecukupan harian atas kebutuhan vitamin A dan C yang merupakan sumber
antioksidan utama, zat besi tinggi setara dengan mengonsumsi dada ayam panggang
sebanyak 113 gram, serta 9 gram serat yang sama dengan mengonsumsi 4 iris roti
gandum
Kedelai Edamame Punya
Segudang Manfaat
Lebih jauh lagi mengenai
kacang edamame, sayuran yang satu ini juga masih memiliki segudang manfaat
lain, yaitu:
√ Mengonsumsi kedelai secara
teratur dikaitkan dengan memiliki kondisi kolesterol yang cenderung sehat,
terutama pada wanita.
√ Kedelai mengandung isoflavon, yaitu zat fitoestrogen yang bermanfaat dalam melindungi tubuh dari kondisi osteoporosis, penyakit jantung, serta penyakit
√ Isoflavon juga signifikan dalam mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), terutama pada pria.
√ Selain itu, sebuah penelitian membuktikan bahwa isoflavon turut memberikan efek anti-inflamasi kepada wanita pada masa menopause yang mengonsumsi susu kedelai secara teratur selama 16 minggu sebanyak 1.020 gram. Diperkirakan, efek yang bisa didapatkan dari kebiasaan baik ini adalah untuk mencegah tulang keropos dan kanker.
√ Mengonsumsi protein kedelai lebih banyak dapat membantu mencegah serta mengobati hipertensi.
Manfaat-manfaat di atas
sudah pernah dibuktikan secara ilmiah, meskipun banyak ahli medis yang setuju
bahwa hal itu masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Benarkah Konsumsi Kedelai
Meningkatkan Risiko Kanker Payudara?
Ada anggapan bahwa
mengonsumsi kedelai, termasuk kedelai edamame, dapat meningkatkan risiko kanker
payudara sebagaimana isoflavon pada kedelai akan memicu peningkatan hormon
estrogen. Tingginya kadar estrogen dalam tubuh akan mengakibatkan bertambahnya
risiko kanker payudara.
Namun, penelitian telah
membuktikan bahwa mengonsumsi kedelai dalam jumlah sedang, yaitu 1-2 porsi per
hari, tidak menambah risiko kanker payudara atau kanker apa pun. Porsi ini
sudah termasuk keseluruhan kedelai, termasuk tahu, tempe, dan kedelai edamame.
Nyatanya, sumber-sumber makanan berbahan dasar kedelai ini tidak mengandung
kadar isoflavon terlalu tinggi yang berisiko meningkatkan risiko kanker.
Sebaliknya, kacang kedelai
justru mengandung protein, serat, serta isoflavon dalam jumlah cukup sehingga bermanfaat
baik bagi kesehatan. Bahkan, sebuah penelitian khusus kanker membuktikan bahwa
genistein, jenis isoflavon yang paling umum terdapat pada kedelai, bersifat
membantu mencegah sel kanker tumbuh dan menyebar.
Cara Menikmati Kedelai
Edamame yang Paling Tepat
Kedelai edamame dapat
dinikmati hanya dengan direbus atau dikukus begitu saja. Kacang ini juga dapat
diolah terlebih dahulu menjadi berbagai jenis makanan lain, meski nyatanya
kedelai edamame yang dimakan begitu saja dinilai lebih menyehatkan. Karena
dengan begitu, tubuh dapat menyerap semua nutrisi yang ada pada kedelai
tersebut. Lagipula, kedelai edamame yang dikonsumsi setelah direbus atau
dikukus menjadikannya tidak terkontaminasi oleh bahan pengawet atau bahan
tambahan lainnya.
Di sisi lain, Anda juga
dapat mengonsumsi kedelai edamame yang sudah difermentasi. Misalnya pada jenis
yang sudah diolah menjadi tempe, tahu, saus kedelai, atau sup kedelai Jepang.
Tekstur kedelai yang difermentasi akan lebih mudah dicerna. Selain itu, proses
fermentasi akan memicu penambahan probiotik atau bakteri yang baik bagi
pencernaan sehingga pada akhirnya meningkatkan kesehatan secara umum.
Begitu
mencengangkannya fakta kandungan kedelai edamame untuk kesehatan sehingga Anda
tidak perlu lagi menunda-nunda mengonsumsi bahan makanan ini. Yang terpenting
adalah hindari mengonsumsinya secara berlebihan karena segala sesuatu yang
berlebihan tentu saja tidak baik bagi kesehatan